Senin, 19 Februari 2018

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN IKLAN LUAR RUANG DI KOTA RANGKASBITUNG


Mustika Sari
2222141578

A.     ABSTRAK (aturan spasi 1)
Penulisan iklan luar ruang di kota Rangkasbitung masih banyak terdapat kesalahan berbahasa Indonesia, mulai dari kesalahan penggunaan tanda baca, pemilihan kata (diksi), penulisan singkatan, penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia, dan penggunaan huruf kapital. Penelitian ini bermaksud untuk mendesripsikan kesalahan berbahasa pada penulisan iklan luar ruang di kota Rangkasbitung. Pertanyaan dari penelitian ini adalah bagaimanakah kesalahan berbahasa pada penulisan iklan luar ruang di kota Rangkasbitung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan metodologi. Pendekatan teoretis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kesalahan berbahasa Indonesia sedangkan pendekatan metodologi menggunakan metode kualitatif deskriptif, data-data diambil dari lapangan, yang terdapat kesalahan berbahasa Indonesia. Data-data diambil dari media iklan luar ruang yang ada di kota Rangkasbitung, seperti spanduk-spanduk, papan informasi, papan nama-nama istansi dan toko-toko. Dari data-data yang telah ditemukan di lapangan, dan dari hasil analisis data, dapat disimpulkan banyaknya kesalahan berbahasa Indonesia pada media iklan luar ruang. Kesalahan berbahasa Indonesia pada media luar ruang kota Rangasbitung meliputi kesalahan penggunaan tanda baca, pemilihan kata (diksi), penggunaan kata baku dan tidak baku, penulisan singkatan, penggunaan ejaan Bahasa Indonesia, dan penggunaan kapital. Umumnya kesalahan berbahasa dalam media iklan karena ketidaktahuan masyarakat tentang aturan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan EBI

Kata kunci: Kesalahan Berbahasa, Media iklan luar ruang, Kota Rangkasbitung,




B.     LATAR BELAKANG
Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu. sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa (Chaer, 2003: 53). Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia. Sebagai alat untuk berkomunikasi. Tentu bahasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan manusia sehari-hari. Mulai dari berdagang di pasar, menjual barang dagangan dengan berteriak atau mempromosikan sesuatu atau dengan sebuah tulisan, pasti dalam kegiatan semua itu tidak akan terlepas dari bahasa.
Masyarakat manusia kontemporer tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini dengan mempergunakan bahasa, adalah alat yang vital bagi masyarakat manusia. Mereka yang terlibat dalam jaringan komunikasi masyarakat kontemporer ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan ini antara lain; ia harus menguasai sejumlah besar kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu pula menggerakkan kekayaannya itu menjadi jaringan-jaringan kalimat yang jelas dan efektif, sesuai dengan kaidah-kaidah sintaksis yang berlaku, untuk menyampaikan rangkaian pikiran dan perasaannya kepada anggota-anggota masyarakat lainnya (Keraf, 2005: 23).
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kaya, bahasa Indonesia terbentuk dari berbagai bahasa mulai dari bahasa asing, dan bahasa daerah. Maka terbentuklah bahasa Indonesia yang belaku sampai sekarang.
Di era globalisasi dan kemajuan teknologi memungkinkan banyaknya informasi serta bahasa yang masuk ke Indonesia dan diketahui serta dikuasai oleh masyarakat Indonesia. Hal itu memungkinkan berbaurnya bahasa asing, bahasa daerah ke dalam penggunaan bahasa Indonesia.
Tak jarang ditemui papan iklan, spanduk, baliho, dan papan instansi pemerintahan yang mengabaikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik itu dari segi pemilihan kata, penulisan yang tidak sesui dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu Ejaan Bahasa Indoensia.
Melihat fenomena-fenomena tersebut, berjamurnya iklan-iklan dan baliho yang bertebaran di area publik, yang menawarkan sesuatu, menjual, memberitakan sebuah kegiatan melalui sapanduk yang banyak terdapat kesalahan berbahasa di dalamnya. Penelitin ingin meneliti hal itu, karena iklan merupakan suatu media yang banyak didapati oleh masyarakat, selain itu juga iklan merupakan media yang mencakup semua kalangan, bukan hanya para akdemisi, melainkan masyarakat luas yang melihat iklan-iklan, spanduk, baliho, yang bertebaran di ruang publik. Maka dari itu, satu kesalahan yang ada pada iklan akan menjadi kebiasaan dan dianggap biasa oleh masyarakat yang membacanya.

C.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan iklan luar ruang yang ada di Kota Rangkasbitung?

D.     TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan iklan luar ruang yang ada di Kota Rangkasbitung.

E.     METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, bukan angka. Menurut Bogdan dan Tailor (dalam Moleong, 2001:3) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari perilaku-perilaku yang dapat diamati. Data penelitian ini adalah iklan luar ruang di Kota Rangkasbitung. Adapun cara mengidentifikasi data yaitu peneliti menganalisis iklan luar ruang yang ada di Kota Rangkasbitung dengan cara membaca, memahami kata dan seluruh kalimat dari iklan yang ada di luar ruang kota Rangkasbitung sehingga peneliti dapat menganalisis, mengidentifikasi kesalahan berbahasa pada iklan luar ruang yang ada di kota Rangkasbitung, baik itu kesalahan pemilihan kata (diksi) dan Ejaan Bahasa Indonesia. Metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Kegiatan menyimak dalam penelitian ini adalah menyimak kesalahan berbahasa iklan luar ruang yang ada di kota Rngkasbitung. Metode simak diikuti dengan teknik catat.

F.      KAJIAN TEORI
a.      Teori Kesalahan Berbahasa
Menurut Nanik (2010: 15), kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
Corder (dalam Pateda, 2000: 32) membedakan pengertian antara kesalahan (error) dengan kekeliruan (mistakes). Kesalahan mengacu pada pemahaman (kompetensi), sedangkan kekeliruan mengacu pada penampilan (performansi). Jadi jika si pembelajar bahasa melafalkan intruksi yang seharusnya instruksi atau bisah yang seharusnya bisa, kejadian semacam ini tergolong kekeliruan. Tetapi jika mengatakan, “Yesterday I go to the market”, atau “Ini hari saya tidak masuk sekolah”, hal ini termasuk bidang pemahaman, karena itu tergolong kesalahan. Jadi kekeliruan adalah penyimpangan yang tidak sistematis, misalnya karena kesalahan, emosi, atau salah ucap, sedangkan kesalahan adalah penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya sistematis, taat asas, dan menggambarkan kemampuan si perabelajar bahasa pada tahap tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal istilah kesalahan dan kekeliruan.Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa.Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakan.Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, secara sistematis.Sebaliknya, kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi.Kekeliruan itu bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran linguistik (Tarigan, 2011:75).

b.      Pemilihan Kata (Diksi)
Menurut Goys Keraf (2005: 24) ada tiga kesimpulan utama mengenai diksi. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.

c.       Ejaan Bahasa Indonesia
1.      Huruf Kapital
Istilah huruf kapital sering diganti dengan huruf besar. Namun, istilah ini membingungkan karena pada kenyatannya, ada huruf kecil yang besar (ukurannya) dan ada huruf besar yang kecil (ukurannya). Oleh karena itu, lebih baik kita gunakan istilah huruf kapital, yaitu huruf yang berukuran dan berbentu khusus. Dalam hal ini tidak hanya menyangkut ukuran, melainkan juga khusus dalam hal bentuk. Penggunaan huruf kapital:
(a)    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
(b)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Dan
(c)    Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
(d)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
(e)    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
(f)    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
(g)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
(h)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
(i)     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
(j)     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
(k)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
(l)     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
(m) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
2.      Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Biasanya, di sebagai kata depan merupakan penentu tempat dan jawaban atas pertanyaan. “Di mana?”
(a)    Penulisan di sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: dibaca, dijual, diambil, dll.
3.      Singkatan dan Akronim
(a)    Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu.
(b)   Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
(c)    Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
(d)   Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik.
(e)    Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
(f)    Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
(g)   Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
(h)   Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
4.      Pedoman Pemakaian Tanda Baca
Tanda baca dalam Ejaan Bahasa Indonesia mencakup pengaturan tanda titik (.); tanda koma (,); tanda titik koma (;); tanda titik dua (:); tanda hubung (-); tanda tanda pisah (); tanda tanya (?); tanda seru (!); tanda elipsis (...); tanda petik (“); tanda petik tunggal (‘ ‘); tanda kurung (( )); tanda kurung siku ([ ]); tanda garis miring (/); serta tanda penyingkat atai apostrof (‘).

d.      Jenis Media Iklan Luar Ruang
Menurut McLuhan, setiap media memiliki tata bahasa sendiri, yakni seperangkat peraturan yang erat kaitannya dengan berbagai alat indera, dalam hubungannya dengan penggunaan media. Setiap tata bahasa media memiliki kecenderungan (bias) pada alat idera tertentu. (Sumadiria, 2008: 5)
Iklan merupakan satu media komunikasi pemasaran yang kerap digunakan dalam aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada konsumen. Situasi pasar yang kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnisyang mampu bertahan lama tanpa didukungoleh bauran komunikasi pemasaran semisal iklan yang efektif dan efisien. Iklan sebagai salah satu sarana pemasaran produk barang atau jasa harus mampu tampil menarik dan persuasif . (Suhandang, 2010).
Sedangkan menurut Sigit Santosa (2009:168), media luar ruangan adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada di luar rumah atau kantor. Media luar ruangan membujuk konsumen ketika mereka sedang di tempat-tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, juga di tempat-tempat terjadi transaksi.
Contoh media iklan luar ruang, di antaranya sebagai berikut.
1.      Billboard
Billboard bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa disebut juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang. Billboard termasuk model iklan luar ruang (outdoor advertising) yang paling banyak digunakan. Perkembangannya pun cukup pesat. Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri, yaitubillboard yang berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas, kain, kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat permanen. Jadi papan iklan di atas toko pun masuk kategori billboard.
2.      Spanduk
Spanduk adalah kain membentang biasanya berada di tepi-tepi jalan yang berisi teks, warna, dan gambar. Spanduk merupakan suatu media informasi. Spanduk juga termasuk media promosi yang cukup populer belakangan ini karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat. Zaman sekarang banyak perusahaan yang bergerak di bidang periklanan memiliki mesin digital print sendiri.
3.     Sign Board
Papan penunjuk letak toko atau instansi terkait, biasannya berpentuk papan atau MMT yang bertuliskan nama dan arah menuju tempat.
4.      Neon Boks
Neon boks adalah bagian media promosi luar ruang yang umumnya berbentuk kotak dan diterangi lampu neon dari dalam boks itu sendiri. Corak dan model biasanya mencerminkan identitas corporate/usaha itu sendiri.
5.      Shop Sign
Shop Sign adalah sejenis papan nama usaha sebagai identitas dari perusahaan tersebut. Media ini biasanya menempel tidak jauh-jauh dari gedung tempat usaha agar klien/konsumen juga tidak jauh-jauh
bertanya dan mudah mengenali.

G.    PEMBAHASAN
Data Gambar 1
Penulisan yang salah: Selama Ramadhan BBM Menyediakan
Penulisan yang benar: Selama Ramadan BBM Menyediakan
Pembahasan Linguistik:
Kata “Ramadhan” tidak ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang ada hanya kata “Ramadan” tidak ada huruf /h/ ditengah-tengah kata. Jadi kata “Ramadhan” merupakan penulisan yang salah karena tidak baku dan tidak ada di kamus KBBI. Kata yang baku adalah kata “Ramadan”.

Data Gambar 2
Penulisan yang salah: BASO & MIE AYAM
Penulisan yang benar: BAKSO & MI AYAM
Pembahasan Linguistik:
Kata “BASO” tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang ada bukan kata “BASO” melainkan kata “BAKSO” terdapat huruf /k/ ditengah-tengah kata.  Sering masyarakat tidak mengetahui kata baku dari “BASO” adalah sebenarnya “BAKSO”. Kata “MIE” juga tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring yang ada kata Mi (n) adalah bahan makanan dari tepung terigu, bentuknya seperti tali, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau direbus, diberidaging, udang, sayuran, bumbu, dan sebagainya.

Data Gambar 3
Penulisan yang salah: Dr ADJIDARMO
Penulisan yang benar: Dr. ADJIDARMO
Pembahasan Linguistik:
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Dalam penulisan gelar, dalam Kitab EBI penulisan gelar Dr haruslah menggunakan tanda titik setelahnya, karena Dr merupakan singkatan dari Doktor dan disingkat menjadi Dr. Bila akronim itu terdiri dari satu kata haruslah menggunakan tanda titik, jika singkatan itu diambil dari awalan huruf setiap kata dan merupakan lembaga pemerintahan seperti Dewan Perwakilan Mayarakat (DPR) barulah tidak menggunakan tanda titik setelah singkatan.

Data Gambar 4
Penulisan yang salah: PT. ANEKA BUSA INDONESIA
Penulisan yang benar: PT ANEKA BUSA INDONESIA
Pembahasan Linguistik:
PT merupakan sebuah singkatan dari Perseroan Terbatas. Kasus ini sering terjadi di masyarakat. PT merupakan singkatan yang diambil dari setiap huruf awalan kata, jadi penulisannya tidak menggunakan titik setelah singkatan PT jadi penulisan yang benar adalah PT tanpa tanda titik setelahnya.
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Data Gambar 5
Penulisan yang salah: Anak mau Pintar & Punya Hafalan Al-Qur’an Serta
Do’a doa... Disini Tempatnya!!!
Penulisan yang benar: Anak Mau Pintar & Punya Hafalan Alquran Serta
Doa-doa. Di sini Tempatnya!
Pembahasan Linguistik:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tidak terdapat kata “Al-Qur’an” yang ada hanya kata “Alquran” tanpa ada tanda hubung dan tanda petik tunggal. Serta kata “Do’a doa” penulisan yang benar adalah “Doa-doa” tanpa adanya tanda petik tunggal dan karena adanya pengulangan maka disambung dengan tanda hubung.
Kata “Disini” penulisan yang tepat adalah “Di sini” karena kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Biasanya, di sebagai kata depan merupakan penentu tempat dan jawaban atas pertanyaan. Seperti kata “Di mana?” karena menunjukkan tempat maka ditulis terpisah.

Data Gambar 6
Penulisan yang salah: DI JUAL
Penulisan yang benar: DIJUAL
Pembahasan Linguistik:
Penulisan di sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: dibaca, dijual, diambil, dll. Kata “DI JUAL” merupakan penulisan kata yang salah karena kata di ditulis terpisah jika menunjukkan tempat saja. Namun untuk kata “DIJUAL” termasuk kata kerja, maka penulisan yang benar adalah “DIJUAL” ditulis serangkai dan tidak dipisah.

Data Gambar 7
Penulisan yang salah: Lebih Berani Taste - Nya
                                    Rp. 10.000,-
Penulisan yang benar: Lebih Berani Rasanya
                                    Rp10.000
Pembahasan Linguistik:
Penulisan “Lebih Berani Taste – Nya” salah karena jika ingin menuliskan bahasa asing dalam bahasa Indonesia haruf dicetak miring kata “Taste” bahasa inggris yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Rasa” pemilihan katanya tidak tepat. Selain itu juga ­–Nya­ dipakai serangkai dari kata yang mengikutinya kecuali kata yang merujuk kepada Tuhan contohnya: kita serahkan semuanya kepada-Nya. Maka Penulisan dan pemilihan kata yang tepat kata “Rasanya”. Penulisan Rp ditulis secara serangkai dengan nominal angkanya contoh: Rp10.000 ditulis tanpa spasi atau tanda titik.

Data Gambar 8
Penulisan yang salah: Disini Menjual
Penulisan yang benar: Di Sini Menjual
Pembahasan Linguistik:
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Biasanya, di sebagai kata depan merupakan penentu tempat dan jawaban atas pertanyaan. “Di mana?” Kecuali penulisan di sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: dibaca, dijual, diambil, dll. Maka penulisan yang benar adalah “Di Sini Menjual” kata di dan kata Sini ditulis secara terpisah karena menunjukkan tempat.

Data Gambar 9
Penulisan yang salah: Menerima Pendaftaran Siswa – Siswi Baru
Penulisan yang benar: Menerima Pendaftaran Siswa-siswi Baru
Pembahasan Linguistik:
Tanda garis (-) atau tanda hubung untuk menghubungkan unsur kata yang terpisah oleh pergantian baris, memisahkan bentuk ulang, atau menggabungkan unsur bentuk majemuk. Kata “Siswa – siswi” dalam spanduk penerimaan siswa baru merupakan penulisan yang salah, karena penulisan kata hubung tidak ditulis menggunakan spasi melainkan penulisannya serangkai. Penulisan yang benar yaitu “Siswa-siswi”.

Data Gambar 10
Penulisan yang salah: Insya Allah Menjadi Anak Pintar Lagi Sholeh
Penulisan yang benar: Inshaallah Menjadi Anak Pintar Lagi Saleh
Pembahasan Linguistik:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring tidak ada kata “Insya Allah” yang ada hanya kata “Inshaallah”. Kata Insyaallah merupakan kata serapan dari bahasa Arab dan telah dibakukan menjadi “Insyaallah” yang artinya ungkapan yang digunakan untuk menyatakan harapan atau janji yang belum dipenuhi (maknanya jika Allah mengizinkan). Selain itu juga penulisan yang salah dalam spanduk promosi SMK Islam yaitu pada penulisan kata “Sholeh” kata tersebut tidak ada di dalam kamus, yang ada dalam kamus adalah kata “Saleh” yang artinya taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah.

Data Gambar 11
Penulisan yang salah: “Kiat Membangun Kepercayaan Diri Anak dalam
mebentuk Kepribadian”
Penulisan yang benar: “Kiat Membangun Kepercayaan Diri Anak dalam
Membentuk Kepribadian”
Pembahasan Linguistik:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Maka dari penulisan yang benar adalah “Kiat Membangun Kepercayaan Diri Anak dalam Membentuk Kepribadian” kata huruf /m/ ditulis kapital karena bukan kata tugas atau kata penghubung.

Data Gambar 12
Penulisan yang salah: HIJAB SYAR’I . GAMIS . KAFTAN
Penulisan yang benar: HIJAB SYARIAT, GAMIS, KAFTAN.
Pembahasan Linguistik:
Penulisan yang salah dalam spanduk toko baju terdapat penulisan yang menggunakan tanda titik untuk memisahkan perincian. Dalam penulisan yang benar seharusnya menggunakan tanda koma (,) yang dipakai untuk memisahkan unsur dalam suatu perincian, memisahkan nama orang dari gelar akademik yang mengiringinya, memisahkan anak kalimat, mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi dalam kalimat, dan sebagainya. Dalam penulisannya tanda koma ditulis serangkai dengan kata sebelumnya.
Kata “SYAR’I” tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang ada adalah kata “SYARIAT” kata syariat artinya hukum agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, hubungan manusia dnegan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan alamsekitar berdasarkan Alquran dan hadis.

Data Gambar 13
Penulisan yang salah: DI JUAL
Penulisan yang benar: DIJUAL
Pembahasan Linguistik:
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Biasanya, di sebagai kata depan merupakan penentu tempat. Kecuali penulisan di sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: dibaca, dijual, diambil, dll. Karena kata “DIJUAL” termasuk pada kata kerja, bukan kata yang menunjukkan tempat. Maka penulisan yang benar adalah kata di  ditulis serangkai dengan kata “JUAL” menjadi “DIJUAL”.

Data Gambar 14
Penulisan yang salah: LIDIA PERLINA S.H., M.Kn.
Penulisan yang benar: LIDIA PERLINA, S.H., M.Kn.
Pembahasan Linguistik:
tanda koma (,) yang dipakai untuk memisahkan unsur dalam suatu perincian, memisahkan nama orang dari gelar akademik yang mengiringinya, memisahkan anak kalimat, mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi dalam kalimat, dan sebagainya. Dalam penulisan gelar, nama dipisah dengan tanda koma sebelum gelar.

Data Gambar 15
Penulisan yang salah: MENERIMA KOST
Penulisan yang benar: MENERIMA INDEKOS
Pembahasan Linguistik:
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tidak ada kata “KOST” yang ada kata “INDEKOS” yang artinya tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan (dengan membayar setiap bulan); memondok. Dalam sehari-hari masyarakat tahunya hanya kata “KOST” padahal kata yang baku dan ada dalam KBBI adalah “INDEKOS”.

Data Gambar 16
Penulisan yang salah: DALAM RANGKA HARI JADI KAB. LEBAK
KE.188
Penulisan yang benar: DALAM RANGKA HARI JADI KAB. LEBAK
KE-188
Pembahasan Linguistik:
Penulisan “KE.188” merupakan penulisan yang salah karena dalam penulisan yang benar, kata “KE” dihubungkan dengan kata hubung (-) dengan angka 188. Jadi penulisan yang benar adalah “KE-188”. Karena penggunaan tanda titik tidak tepat, biasanya digunakan untuk akronim, singkatan, atau akhir kalimat.

Data Gambar 17
Penulisan yang salah: PT. RESTU MAHKOTA KARYA
Penulisan yang benar: PT RESTU MAHKOTA KARYA
Pembahasan Linguistik:
PT merupakan sebuah singkatan dari Perseroan Terbatas. Kasus ini sering terjadi di masyarakat. PT merupakan singkatan yang diambil dari setiap huruf awalan kata, jadi penulisannya tidak menggunakan titik setelah singkatan PT. Penulisan yang benar adalah PT tanpa tanda titik setelahnya.
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

Data Gambar 18
Penulisan yang salah: Solusi Furniture Untuk Rumah, Kantor & Usaha
Anda
Penulisan yang benar: Solusi Furnitur untuk Rumah, Kantor,  dan Usaha
Anda
Pembahasan Linguistik:
Penulisan yang salah dalam kalimat di atas adala kata “Furniture” kata tersebut tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. kata “Furniture” kata tidak baku dari kata “Furnitur” (n) yang artinya mebel. Dalam penulisan tersebut ada penulisan yang salah, yaitu penulisan huruf kapital. Kata “untuk” seharusnya ditulis tidak kapital karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Data Gambar 19
Penulisan yang salah: Ga Bikin Kantong Bolong
Penulisan yang benar: Tidak Buat Kantong Bolong
Pembahasan Linguistik:
Pemilihan kata dalam penulisan kalimat “Ga Bikin Kantong Bolong” kurang tepat dan tidak baku dalam penulisan bahasa Indonesia yang baik dan beanr. Seharusnya penulisan yang tepat adalah “Tidak Buat Kantong Bolong”. Karena kata “Ga” tidak ada di dalam KBBI, dan kata “Bikin” kata tidak baku dari kata “Buat”.

Data Gambar 20
Penulisan yang salah: KAOS KAKI, HANDUK, T-SHIRT, SPREI, DLL
Penulisan yang benar: KAUS KAKI, HANDUK, T-SHIRT, SEPRAI,
DLL.
Pembahasan Linguistik:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kata “KAOS” merupakan kata tidak baku dari “KAUS” (n) yang artinya kasut; satiwel; sarung (untuk tangan, kaki, dan sebagainya); kain tipis yang jarang-jarang tenunannya terbuat dari katun atau nilon; baju yang terbuat dari bahan kaus.
Kata “T-SHIRT” merupakan bahasa Inggris, dalam penulisannya harus dicetak miring. Selain itu terdapat kata yang tidak baku lainnya yaitu kata “SPREI” kata tersebut salah dalam penulisannya, penulisan yang benar sesuai KBBI yaitu “SEPRAI” yang artinya kain alas tempat tidur, ditempatkan di atas kasur (tempat tidur, dipan).

Data Gambar 21
Penulisan yang salah: Menerima Siswa/i Baru Tahun Pelajaran 2017 /
2018
Penulisan yang benar: Menerima Siswa-siswi  Baru Tahun Pelajaran
2017/2018
Pembahasan Linguistik:
Penulisan yang salah yaitu penulisan “Siswa/i” penulisan yang baik yaitu bentung pengulangan dengan menggunakan tanda hubung (-) jadi penulisan yang benar adalah “Siswa-siswi”. Selain itu penulisan tahun ajaran yang menggunakan tanda garis miring dalam penulisan yang benar penggunaan tanda garis miring tidak menggunakan spasi, jadi penulisan yang banar “2017/2018”.

Data Gambar 22
Penulisan yang salah: MIE KANG KUNG
Penulisan yang benar: MI KANGKUNG
Pembahasan Linguistik:
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, kata “MIE” merupakan kata tidka baku dari “MI” (n) yang artinya bahan makanan dari tepung terigu, bentuknya seperti tali, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau direbus, diberi daging. Udang, sayuran, bumbu, dan sebagainya.
Kata “KANG KUNG” tidak ditulis terpisah, melainkan ditulis menyatu. Kata yang sesuai dengan KBBI adalah “KANGKUNG” (n) yang artinya tumbuhan sayuran yang menjalar, batangnya berair, daunnya berbentuk tameng dan meruncing pada bagian ujungnya, bertangkai panjang dengan permukaan daun sebelah atas berwarna hijau yang lebih tua daripada permukaan sebelah bawah, bunganya berbentuk terompet berwarna lila, buahnya berbentuk bulat telur.

H.    SIMPULAN
Dari data-data yang telah ditemukan di lapangan, dan dari hasil analisis data, dapat disimpulkan banyaknya kesalahan berbahasa Indonesia pada media iklan luar ruang. Kesalahan berbahasa Indonesia pada media luar ruang kota Rangasbitung meliputi kesalahan penggunaan tanda baca, pemilihan kata (diksi), penggunaan kata baku dan tidak baku, penulisan singkatan, penggunaan ejaan Bahasa Indonesia, dan penggunaan kapital.
Umumnya kesalahan berbahasa dalam media iklan karena ketidaktahuan masrayakat tentang aturan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan EBI. Maka dari itu, kesalahan berbahasa Indonesia dalam media iklan akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat tentang bahasanya sendiri yaitu bahasa Indonesia. Perlu adanya perhatian dan pembiasaan menuliskan sesuatu teks dalam iklan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai KBBI dan EBI.

I.       DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2008. Metododologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pateda, Mansoer.1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Teori dan Praktek. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sumadiria, Haris. 2008. Bahasa Jurnalistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiarto, Eko. 2014. Kitab EYD. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Suhandang, Kustadi. 2010. Periklanan: Manajemen, Kiat, dan Strategi. Bandung: Nuansa.
Susanti, Ratna dan Dewi Agustina. 2016. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Iklan Luar Ruang di Kota Surakarta. Jurnal. Politeknik Indonusa Surakarta.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Bhasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2011.Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Ayuningsih, Faridhotun Dwi. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X A SMK Batik 2 Surakarta. jurnal. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses dari internet http://eprints.ums.ac.id/22592/19/NASKAH_PUBLIKASI.pdf pada 10 Juni 2017.







J. LAMPIRAN

Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19
Gambar 20
Gambar 21
Gambar 22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar