Mustika Sari
2222141578
A. ABSTRAK (aturan
spasi 1)
Penulisan
iklan luar ruang di kota Rangkasbitung masih banyak terdapat kesalahan
berbahasa Indonesia, mulai dari kesalahan penggunaan tanda baca, pemilihan kata
(diksi), penulisan singkatan, penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia, dan penggunaan
huruf kapital. Penelitian ini bermaksud untuk mendesripsikan kesalahan
berbahasa pada penulisan iklan luar ruang di kota Rangkasbitung. Pertanyaan
dari penelitian ini adalah bagaimanakah kesalahan berbahasa pada penulisan
iklan luar ruang di kota Rangkasbitung. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan metodologi. Pendekatan teoretis
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kesalahan berbahasa
Indonesia sedangkan pendekatan metodologi menggunakan metode kualitatif deskriptif,
data-data diambil dari lapangan, yang terdapat kesalahan berbahasa Indonesia. Data-data
diambil dari media iklan luar ruang yang ada di kota Rangkasbitung, seperti
spanduk-spanduk, papan informasi, papan nama-nama istansi dan toko-toko. Dari
data-data yang telah ditemukan di lapangan, dan dari hasil analisis data, dapat
disimpulkan banyaknya kesalahan berbahasa Indonesia pada media iklan luar
ruang. Kesalahan berbahasa Indonesia pada media luar ruang kota Rangasbitung
meliputi kesalahan penggunaan tanda baca, pemilihan kata (diksi), penggunaan
kata baku dan tidak baku, penulisan singkatan, penggunaan ejaan Bahasa
Indonesia, dan penggunaan kapital. Umumnya kesalahan berbahasa dalam media iklan
karena ketidaktahuan masyarakat tentang aturan penulisan bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai dengan KBBI dan EBI
Kata kunci: Kesalahan
Berbahasa, Media iklan luar ruang, Kota Rangkasbitung,
B. LATAR BELAKANG
Bahasa adalah
satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak
manusia sepanjang keberadaan manusia itu. sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa (Chaer,
2003: 53). Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh manusia. Sebagai alat
untuk berkomunikasi. Tentu bahasa merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan
dari kegiatan manusia sehari-hari. Mulai dari berdagang di pasar, menjual
barang dagangan dengan berteriak atau mempromosikan sesuatu atau dengan sebuah
tulisan, pasti dalam kegiatan semua itu tidak akan terlepas dari bahasa.
Masyarakat manusia
kontemporer tidak akan berjalan tanpa komunikasi. Komunikasi, dalam hal ini
dengan mempergunakan bahasa, adalah alat yang vital bagi masyarakat manusia.
Mereka yang terlibat dalam jaringan komunikasi masyarakat kontemporer ini
memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan ini antara lain; ia
harus menguasai sejumlah besar kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki
masyarakat bahasanya, serta mampu pula menggerakkan kekayaannya itu menjadi
jaringan-jaringan kalimat yang jelas dan efektif, sesuai dengan kaidah-kaidah
sintaksis yang berlaku, untuk menyampaikan rangkaian pikiran dan perasaannya
kepada anggota-anggota masyarakat lainnya (Keraf, 2005: 23).
Bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang kaya, bahasa Indonesia terbentuk dari berbagai bahasa mulai dari
bahasa asing, dan bahasa daerah. Maka terbentuklah bahasa Indonesia yang belaku
sampai sekarang.
Di era globalisasi dan
kemajuan teknologi memungkinkan banyaknya informasi serta bahasa yang masuk ke
Indonesia dan diketahui serta dikuasai oleh masyarakat Indonesia. Hal itu
memungkinkan berbaurnya bahasa asing, bahasa daerah ke dalam penggunaan bahasa
Indonesia.
Tak jarang ditemui papan
iklan, spanduk, baliho, dan papan instansi pemerintahan yang mengabaikan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baik itu dari segi pemilihan
kata, penulisan yang tidak sesui dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu Ejaan
Bahasa Indoensia.
Melihat
fenomena-fenomena tersebut, berjamurnya iklan-iklan dan baliho yang bertebaran
di area publik, yang menawarkan sesuatu, menjual, memberitakan sebuah kegiatan melalui
sapanduk yang banyak terdapat kesalahan berbahasa di dalamnya. Penelitin ingin
meneliti hal itu, karena iklan merupakan suatu media yang banyak didapati oleh
masyarakat, selain itu juga iklan merupakan media yang mencakup semua kalangan,
bukan hanya para akdemisi, melainkan masyarakat luas yang melihat iklan-iklan,
spanduk, baliho, yang bertebaran di ruang publik. Maka dari itu, satu kesalahan
yang ada pada iklan akan menjadi kebiasaan dan dianggap biasa oleh masyarakat
yang membacanya.
C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah bentuk
kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan iklan luar ruang yang ada di Kota
Rangkasbitung?
D. TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
bentuk kesalahan berbahasa Indonesia
pada penulisan iklan luar ruang yang ada di Kota Rangkasbitung.
E. METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata, gambar, bukan angka. Menurut
Bogdan dan Tailor (dalam Moleong, 2001:3) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis
atau lisan dari perilaku-perilaku yang dapat diamati. Data penelitian ini
adalah iklan luar ruang di Kota Rangkasbitung. Adapun cara mengidentifikasi
data yaitu peneliti menganalisis iklan luar ruang yang ada di Kota
Rangkasbitung dengan cara membaca, memahami kata dan seluruh kalimat dari iklan
yang ada di luar ruang kota Rangkasbitung sehingga peneliti dapat menganalisis,
mengidentifikasi kesalahan berbahasa pada iklan luar ruang yang ada di kota Rangkasbitung,
baik itu kesalahan pemilihan kata (diksi) dan Ejaan Bahasa Indonesia. Metode
yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Kegiatan menyimak dalam
penelitian ini adalah menyimak kesalahan berbahasa iklan luar ruang yang ada di
kota Rngkasbitung. Metode simak diikuti dengan teknik catat.
F. KAJIAN TEORI
a.
Teori Kesalahan Berbahasa
Menurut Nanik (2010: 15), kesalahan berbahasa adalah
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari
faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan
dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.
Corder (dalam Pateda, 2000: 32) membedakan
pengertian antara kesalahan (error) dengan kekeliruan (mistakes).
Kesalahan mengacu pada pemahaman (kompetensi), sedangkan kekeliruan mengacu
pada penampilan (performansi). Jadi jika si pembelajar bahasa melafalkan intruksi
yang seharusnya instruksi atau bisah yang seharusnya bisa, kejadian semacam ini
tergolong kekeliruan. Tetapi jika mengatakan, “Yesterday I go to the market”,
atau “Ini hari saya tidak masuk sekolah”, hal ini termasuk bidang pemahaman,
karena itu tergolong kesalahan. Jadi kekeliruan adalah penyimpangan yang tidak
sistematis, misalnya karena kesalahan, emosi, atau salah ucap, sedangkan
kesalahan adalah penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya sistematis, taat asas,
dan menggambarkan kemampuan si perabelajar bahasa pada tahap tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal istilah
kesalahan dan kekeliruan.Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake)
dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian
bahasa.Kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa belum
memahami sistem linguistik bahasa yang digunakan.Kesalahan biasanya terjadi
secara konsisten, secara sistematis.Sebaliknya, kekeliruan pada umumnya
disebabkan oleh faktor performansi.Kekeliruan itu bersifat acak, artinya dapat
terjadi pada setiap tataran linguistik (Tarigan, 2011:75).
b.
Pemilihan Kata (Diksi)
Menurut Goys Keraf (2005: 24) ada tiga kesimpulan
utama mengenai diksi. Pertama,
pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang
tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, gaya mana yang paling baik
digunakan dalam suatu situasi. Kedua,
pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan
kata yang tepat dan sesuai hanya hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
c.
Ejaan Bahasa Indonesia
1.
Huruf Kapital
Istilah
huruf kapital sering diganti dengan huruf besar. Namun, istilah ini
membingungkan karena pada kenyatannya, ada huruf kecil yang besar (ukurannya)
dan ada huruf besar yang kecil (ukurannya). Oleh karena itu, lebih baik kita
gunakan istilah huruf kapital, yaitu huruf yang berukuran dan berbentu khusus.
Dalam hal ini tidak hanya menyangkut ukuran, melainkan juga khusus dalam hal
bentuk. Penggunaan huruf kapital:
(a)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
(b)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. Huruf kapital
tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan
ukuran. Dan
(c)
Huruf kapital
dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
(d)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
(e)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang
mengikuti nama orang.
(f)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
(g)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
(h)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari
raya.
(i)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
(j)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang
sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali
kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
(k)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna)
di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk,
yang tidak terletak pada posisi awal.
(l)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
(m) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman,
serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
2.
Kata Depan di,
ke, dan dari
Kata
depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Biasanya, di sebagai kata depan merupakan penentu tempat dan
jawaban atas pertanyaan. “Di mana?”
(a)
Penulisan di sebagai awalan harus ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: dibaca, dijual, diambil,
dll.
3.
Singkatan dan
Akronim
(a)
Singkatan nama
orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik pada
setiap unsur singkatan itu.
(b)
Singkatan yang
terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Singkatan yang terdiri atas huruf awal
setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
(c)
Singkatan yang
terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
(d)
Singkatan yang
terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-masing
diikuti oleh tanda titik.
(e)
Lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
titik.
(f)
Akronim nama
diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
(g)
Akronim nama
diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
(h)
Akronim bukan
nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata
ditulis dengan huruf kecil.
4.
Pedoman
Pemakaian Tanda Baca
Tanda
baca dalam Ejaan Bahasa Indonesia mencakup pengaturan tanda titik (.); tanda
koma (,); tanda titik koma (;); tanda titik dua (:); tanda hubung (-); tanda
tanda pisah (—); tanda tanya (?); tanda seru (!); tanda elipsis
(...); tanda petik (“); tanda petik tunggal (‘ ‘); tanda kurung (( )); tanda
kurung siku ([ ]); tanda garis miring (/); serta tanda penyingkat atai apostrof
(‘).
d.
Jenis Media Iklan Luar Ruang
Menurut McLuhan, setiap media memiliki tata bahasa
sendiri, yakni seperangkat peraturan yang erat kaitannya dengan berbagai alat
indera, dalam hubungannya dengan penggunaan media. Setiap tata bahasa media
memiliki kecenderungan (bias) pada alat idera tertentu. (Sumadiria, 2008: 5)
Iklan merupakan satu media komunikasi pemasaran yang
kerap digunakan dalam aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada
konsumen. Situasi pasar yang kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnisyang
mampu bertahan lama tanpa didukungoleh bauran komunikasi pemasaran semisal
iklan yang efektif dan efisien. Iklan sebagai salah satu sarana pemasaran
produk barang atau jasa harus mampu tampil menarik dan persuasif . (Suhandang,
2010).
Sedangkan menurut Sigit Santosa (2009:168), media
luar ruangan adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang
berada di luar rumah atau kantor. Media luar ruangan membujuk konsumen ketika
mereka sedang di tempat-tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, juga
di tempat-tempat terjadi transaksi.
Contoh media iklan luar ruang, di antaranya sebagai
berikut.
1.
Billboard
Billboard
bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa disebut juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran
yang lebih besar yang diletakkan tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui
orang. Billboard termasuk model iklan
luar ruang (outdoor advertising) yang paling banyak digunakan. Perkembangannya
pun cukup pesat. Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri, yaitubillboard
yang berbentuk bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas, kain,
kaca, plastik, dan sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel
bangunan dengan konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat permanen. Jadi
papan iklan di atas toko pun masuk kategori billboard.
2.
Spanduk
Spanduk
adalah kain membentang biasanya berada di tepi-tepi jalan yang berisi teks,
warna, dan gambar. Spanduk merupakan suatu media informasi. Spanduk juga
termasuk media promosi yang cukup populer belakangan ini karena harganya yang
murah dan proses pengerjaannya yang cepat. Zaman sekarang banyak perusahaan
yang bergerak di bidang periklanan memiliki mesin digital print sendiri.
3.
Sign Board
Papan
penunjuk letak toko atau instansi terkait, biasannya berpentuk papan atau MMT
yang bertuliskan nama dan arah menuju tempat.
4.
Neon Boks
Neon
boks adalah bagian media promosi luar ruang yang umumnya berbentuk kotak dan diterangi
lampu neon dari dalam boks itu sendiri. Corak dan model biasanya mencerminkan identitas
corporate/usaha itu sendiri.
5.
Shop Sign
Shop
Sign adalah sejenis papan
nama usaha sebagai identitas dari perusahaan tersebut. Media ini biasanya
menempel tidak jauh-jauh dari gedung tempat usaha agar klien/konsumen juga
tidak jauh-jauh
bertanya
dan mudah mengenali.
G. PEMBAHASAN
Data Gambar 1
Penulisan yang salah: Selama Ramadhan BBM
Menyediakan
Penulisan yang benar: Selama Ramadan BBM Menyediakan
Pembahasan Linguistik:
Kata “Ramadhan” tidak ditemukan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang ada hanya
kata “Ramadan” tidak ada huruf /h/ ditengah-tengah kata. Jadi kata “Ramadhan”
merupakan penulisan yang salah karena tidak baku dan tidak ada di kamus KBBI.
Kata yang baku adalah kata “Ramadan”.
Data Gambar 2
Penulisan yang salah: BASO & MIE AYAM
Penulisan yang benar: BAKSO & MI AYAM
Pembahasan Linguistik:
Kata “BASO” tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang ada bukan kata
“BASO” melainkan kata “BAKSO” terdapat huruf /k/ ditengah-tengah kata. Sering masyarakat tidak mengetahui kata baku
dari “BASO” adalah sebenarnya “BAKSO”. Kata “MIE” juga tidak ada di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi
Kelima Luring yang ada kata Mi (n)
adalah bahan makanan dari tepung terigu, bentuknya seperti tali, biasanya
dimasak dengan cara digoreng atau direbus, diberidaging, udang, sayuran, bumbu,
dan sebagainya.
Data Gambar 3
Penulisan yang salah: Dr ADJIDARMO
Penulisan yang benar: Dr. ADJIDARMO
Pembahasan Linguistik:
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Dalam penulisan
gelar, dalam Kitab EBI penulisan gelar Dr haruslah menggunakan tanda titik setelahnya,
karena Dr merupakan singkatan dari Doktor dan disingkat menjadi Dr. Bila
akronim itu terdiri dari satu kata haruslah menggunakan tanda titik, jika
singkatan itu diambil dari awalan huruf setiap kata dan merupakan lembaga
pemerintahan seperti Dewan Perwakilan Mayarakat (DPR) barulah tidak menggunakan
tanda titik setelah singkatan.
Data Gambar 4
Penulisan yang salah: PT. ANEKA BUSA INDONESIA
Penulisan yang benar: PT ANEKA BUSA INDONESIA
Pembahasan Linguistik:
PT merupakan sebuah singkatan dari Perseroan Terbatas.
Kasus ini sering terjadi di masyarakat. PT merupakan singkatan yang diambil
dari setiap huruf awalan kata, jadi penulisannya tidak menggunakan titik
setelah singkatan PT jadi penulisan yang benar adalah PT tanpa tanda titik
setelahnya.
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata
nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Data Gambar 5
Penulisan yang salah: Anak mau Pintar & Punya Hafalan
Al-Qur’an Serta
Do’a doa... Disini Tempatnya!!!
Penulisan yang benar: Anak Mau Pintar & Punya
Hafalan Alquran Serta
Doa-doa. Di sini Tempatnya!
Pembahasan Linguistik:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima Luring,
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia tidak terdapat kata “Al-Qur’an” yang ada hanya kata
“Alquran” tanpa ada tanda hubung dan tanda petik tunggal. Serta kata “Do’a doa”
penulisan yang benar adalah “Doa-doa” tanpa adanya tanda petik tunggal dan
karena adanya pengulangan maka disambung dengan tanda hubung.
Kata “Disini” penulisan yang tepat adalah “Di sini”
karena kata depan, seperti di, ke,
dan dari, ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya. Biasanya, di
sebagai kata depan merupakan penentu tempat dan jawaban atas pertanyaan. Seperti
kata “Di mana?” karena menunjukkan tempat maka ditulis terpisah.
Data Gambar 6
Penulisan yang salah: DI JUAL
Penulisan yang benar: DIJUAL
Pembahasan Linguistik:
Penulisan di
sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya:
dibaca, dijual, diambil, dll. Kata “DI JUAL” merupakan penulisan kata yang
salah karena kata di ditulis terpisah
jika menunjukkan tempat saja. Namun untuk kata “DIJUAL” termasuk kata kerja,
maka penulisan yang benar adalah “DIJUAL” ditulis serangkai dan tidak dipisah.
Data Gambar 7
Penulisan yang salah: Lebih Berani Taste - Nya
Rp.
10.000,-
Penulisan yang benar: Lebih Berani Rasanya
Rp10.000
Pembahasan Linguistik:
Penulisan “Lebih Berani Taste – Nya” salah karena
jika ingin menuliskan bahasa asing dalam bahasa Indonesia haruf dicetak miring
kata “Taste” bahasa inggris yang
artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Rasa” pemilihan katanya tidak tepat.
Selain itu juga –Nya dipakai
serangkai dari kata yang mengikutinya kecuali kata yang merujuk kepada Tuhan contohnya:
kita serahkan semuanya kepada-Nya. Maka Penulisan dan pemilihan kata yang tepat
kata “Rasanya”. Penulisan Rp ditulis secara serangkai dengan nominal angkanya
contoh: Rp10.000 ditulis tanpa spasi atau tanda titik.
Data Gambar 8
Penulisan yang salah: Disini Menjual
Penulisan yang benar: Di Sini Menjual
Pembahasan Linguistik:
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya. Biasanya, di sebagai kata depan merupakan penentu tempat dan jawaban atas
pertanyaan. “Di mana?” Kecuali penulisan di
sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya:
dibaca, dijual, diambil, dll. Maka penulisan yang benar adalah “Di Sini
Menjual” kata di dan kata Sini ditulis secara terpisah karena
menunjukkan tempat.
Data Gambar 9
Penulisan yang salah: Menerima Pendaftaran Siswa –
Siswi Baru
Penulisan yang benar: Menerima Pendaftaran
Siswa-siswi Baru
Pembahasan Linguistik:
Tanda garis (-) atau tanda hubung untuk
menghubungkan unsur kata yang terpisah oleh pergantian baris, memisahkan bentuk
ulang, atau menggabungkan unsur bentuk majemuk. Kata “Siswa – siswi” dalam
spanduk penerimaan siswa baru merupakan penulisan yang salah, karena penulisan
kata hubung tidak ditulis menggunakan spasi melainkan penulisannya serangkai.
Penulisan yang benar yaitu “Siswa-siswi”.
Data Gambar 10
Penulisan yang salah: Insya Allah Menjadi Anak
Pintar Lagi Sholeh
Penulisan yang benar: Inshaallah Menjadi Anak Pintar
Lagi Saleh
Pembahasan Linguistik:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi
Kelima Luring tidak ada kata “Insya Allah” yang ada hanya kata “Inshaallah”.
Kata Insyaallah merupakan kata serapan dari bahasa Arab dan telah dibakukan
menjadi “Insyaallah” yang artinya ungkapan yang digunakan untuk menyatakan
harapan atau janji yang belum dipenuhi (maknanya jika Allah mengizinkan).
Selain itu juga penulisan yang salah dalam spanduk promosi SMK Islam yaitu pada
penulisan kata “Sholeh” kata tersebut tidak ada di dalam kamus, yang ada dalam
kamus adalah kata “Saleh” yang artinya taat dan sungguh-sungguh menjalankan
ibadah.
Data Gambar 11
Penulisan yang salah: “Kiat Membangun Kepercayaan
Diri Anak dalam
mebentuk Kepribadian”
Penulisan yang benar: “Kiat Membangun Kepercayaan
Diri Anak dalam
Membentuk Kepribadian”
Pembahasan Linguistik:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap
kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan,
artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas,
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Maka dari penulisan
yang benar adalah “Kiat Membangun Kepercayaan Diri Anak dalam Membentuk
Kepribadian” kata huruf /m/ ditulis kapital karena bukan kata tugas atau kata
penghubung.
Data Gambar 12
Penulisan yang salah: HIJAB SYAR’I . GAMIS . KAFTAN
Penulisan yang benar: HIJAB SYARIAT, GAMIS, KAFTAN.
Pembahasan Linguistik:
Penulisan yang salah dalam spanduk toko baju
terdapat penulisan yang menggunakan tanda titik untuk memisahkan perincian.
Dalam penulisan yang benar seharusnya menggunakan tanda koma (,) yang dipakai
untuk memisahkan unsur dalam suatu perincian, memisahkan nama orang dari gelar
akademik yang mengiringinya, memisahkan anak kalimat, mengapit keterangan
tambahan atau keterangan aposisi dalam kalimat, dan sebagainya. Dalam
penulisannya tanda koma ditulis serangkai dengan kata sebelumnya.
Kata “SYAR’I” tidak ada di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, yang ada adalah kata
“SYARIAT” kata syariat artinya hukum agama yang menetapkan peraturan hidup
manusia, hubungan manusia dnegan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan
alamsekitar berdasarkan Alquran dan hadis.
Data Gambar 13
Penulisan yang salah: DI JUAL
Penulisan yang benar: DIJUAL
Pembahasan Linguistik:
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya. Biasanya, di sebagai kata depan merupakan penentu tempat. Kecuali penulisan di sebagai awalan harus ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya: dibaca, dijual, diambil,
dll. Karena kata “DIJUAL” termasuk pada kata kerja, bukan kata yang menunjukkan
tempat. Maka penulisan yang benar adalah kata di ditulis serangkai dengan
kata “JUAL” menjadi “DIJUAL”.
Data Gambar 14
Penulisan yang salah: LIDIA PERLINA S.H., M.Kn.
Penulisan yang benar: LIDIA PERLINA, S.H., M.Kn.
Pembahasan Linguistik:
tanda koma (,) yang dipakai untuk memisahkan unsur
dalam suatu perincian, memisahkan nama orang dari gelar akademik yang
mengiringinya, memisahkan anak kalimat, mengapit keterangan tambahan atau
keterangan aposisi dalam kalimat, dan sebagainya. Dalam penulisan gelar, nama
dipisah dengan tanda koma sebelum gelar.
Data Gambar 15
Penulisan yang salah: MENERIMA KOST
Penulisan yang benar: MENERIMA INDEKOS
Pembahasan Linguistik:
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi
Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia tidak ada kata “KOST” yang ada kata “INDEKOS”
yang artinya tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan (dengan
membayar setiap bulan); memondok. Dalam sehari-hari masyarakat tahunya hanya
kata “KOST” padahal kata yang baku dan ada dalam KBBI adalah “INDEKOS”.
Data Gambar 16
Penulisan yang salah: DALAM RANGKA HARI JADI KAB.
LEBAK
KE.188
Penulisan yang benar: DALAM RANGKA HARI JADI KAB.
LEBAK
KE-188
Pembahasan Linguistik:
Penulisan “KE.188” merupakan penulisan yang salah
karena dalam penulisan yang benar, kata “KE” dihubungkan dengan kata hubung (-)
dengan angka 188. Jadi penulisan yang benar adalah “KE-188”. Karena penggunaan
tanda titik tidak tepat, biasanya digunakan untuk akronim, singkatan, atau
akhir kalimat.
Data Gambar 17
Penulisan yang salah: PT. RESTU MAHKOTA KARYA
Penulisan yang benar: PT RESTU MAHKOTA KARYA
Pembahasan Linguistik:
PT merupakan sebuah singkatan dari Perseroan
Terbatas. Kasus ini sering terjadi di masyarakat. PT merupakan singkatan yang
diambil dari setiap huruf awalan kata, jadi penulisannya tidak menggunakan
titik setelah singkatan PT. Penulisan yang benar adalah PT tanpa tanda titik
setelahnya.
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata
nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Data Gambar 18
Penulisan yang salah: Solusi Furniture Untuk Rumah,
Kantor & Usaha
Anda
Penulisan yang benar: Solusi Furnitur untuk Rumah,
Kantor, dan Usaha
Anda
Pembahasan Linguistik:
Penulisan yang salah dalam kalimat di atas adala
kata “Furniture” kata tersebut tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Edisi Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. kata “Furniture” kata
tidak baku dari kata “Furnitur” (n) yang artinya mebel. Dalam penulisan
tersebut ada penulisan yang salah, yaitu penulisan huruf kapital. Kata “untuk”
seharusnya ditulis tidak kapital karena huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku,
karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata
tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk, yang tidak terletak pada
posisi awal.
Data Gambar 19
Penulisan yang salah: Ga Bikin Kantong Bolong
Penulisan yang benar: Tidak Buat Kantong Bolong
Pembahasan Linguistik:
Pemilihan kata dalam penulisan kalimat “Ga Bikin
Kantong Bolong” kurang tepat dan tidak baku dalam penulisan bahasa Indonesia
yang baik dan beanr. Seharusnya penulisan yang tepat adalah “Tidak Buat Kantong
Bolong”. Karena kata “Ga” tidak ada di dalam KBBI, dan kata “Bikin” kata tidak
baku dari kata “Buat”.
Data Gambar 20
Penulisan yang salah: KAOS KAKI, HANDUK, T-SHIRT,
SPREI, DLL
Penulisan yang benar: KAUS KAKI, HANDUK, T-SHIRT, SEPRAI,
DLL.
Pembahasan Linguistik:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi
Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, kata “KAOS” merupakan kata tidak baku dari
“KAUS” (n) yang artinya kasut; satiwel; sarung (untuk tangan, kaki, dan
sebagainya); kain tipis yang jarang-jarang tenunannya terbuat dari katun atau
nilon; baju yang terbuat dari bahan kaus.
Kata “T-SHIRT”
merupakan bahasa Inggris, dalam penulisannya harus dicetak miring. Selain itu
terdapat kata yang tidak baku lainnya yaitu kata “SPREI” kata tersebut salah
dalam penulisannya, penulisan yang benar sesuai KBBI yaitu “SEPRAI” yang
artinya kain alas tempat tidur, ditempatkan di atas kasur (tempat tidur, dipan).
Data Gambar 21
Penulisan yang salah: Menerima Siswa/i Baru Tahun
Pelajaran 2017 /
2018
Penulisan yang benar: Menerima Siswa-siswi Baru Tahun Pelajaran
2017/2018
Pembahasan Linguistik:
Penulisan yang salah yaitu penulisan “Siswa/i”
penulisan yang baik yaitu bentung pengulangan dengan menggunakan tanda hubung
(-) jadi penulisan yang benar adalah “Siswa-siswi”. Selain itu penulisan tahun
ajaran yang menggunakan tanda garis miring dalam penulisan yang benar
penggunaan tanda garis miring tidak menggunakan spasi, jadi penulisan yang
banar “2017/2018”.
Data Gambar 22
Penulisan yang salah: MIE KANG KUNG
Penulisan yang benar: MI KANGKUNG
Pembahasan Linguistik:
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi
Kelima Luring, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, kata “MIE” merupakan kata tidka baku dari
“MI” (n) yang artinya bahan makanan dari tepung terigu, bentuknya seperti tali,
biasanya dimasak dengan cara digoreng atau direbus, diberi daging. Udang,
sayuran, bumbu, dan sebagainya.
Kata “KANG KUNG” tidak ditulis terpisah, melainkan
ditulis menyatu. Kata yang sesuai dengan KBBI adalah “KANGKUNG” (n) yang
artinya tumbuhan sayuran yang menjalar, batangnya berair, daunnya berbentuk
tameng dan meruncing pada bagian ujungnya, bertangkai panjang dengan permukaan
daun sebelah atas berwarna hijau yang lebih tua daripada permukaan sebelah
bawah, bunganya berbentuk terompet berwarna lila, buahnya berbentuk bulat
telur.
H. SIMPULAN
Dari data-data yang
telah ditemukan di lapangan, dan dari hasil analisis data, dapat disimpulkan
banyaknya kesalahan berbahasa Indonesia pada media iklan luar ruang. Kesalahan
berbahasa Indonesia pada media luar ruang kota Rangasbitung meliputi kesalahan
penggunaan tanda baca, pemilihan kata (diksi), penggunaan kata baku dan tidak
baku, penulisan singkatan, penggunaan ejaan Bahasa Indonesia, dan penggunaan
kapital.
Umumnya kesalahan berbahasa
dalam media iklan karena ketidaktahuan masrayakat tentang aturan penulisan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan EBI. Maka dari itu,
kesalahan berbahasa Indonesia dalam media iklan akan sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan masyarakat tentang bahasanya sendiri yaitu bahasa
Indonesia. Perlu adanya perhatian dan pembiasaan menuliskan sesuatu teks dalam
iklan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai KBBI dan EBI.
I. DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy J. 2008. Metododologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pateda, Mansoer.1989. Analisis Kesalahan. Flores:
Nusa Indah.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Teori dan Praktek. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Sumadiria, Haris. 2008. Bahasa Jurnalistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiarto, Eko. 2014. Kitab EYD. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Suhandang, Kustadi. 2010. Periklanan: Manajemen, Kiat, dan Strategi. Bandung: Nuansa.
Susanti, Ratna dan Dewi Agustina. 2016. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan
Iklan Luar Ruang di Kota Surakarta. Jurnal. Politeknik Indonusa Surakarta.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Bhasa Indonesia Edisi Keempat.
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2011.Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Ayuningsih, Faridhotun Dwi. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan
Pengalaman Pribadi Siswa Kelas X A SMK Batik 2 Surakarta. jurnal. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Diakses dari internet http://eprints.ums.ac.id/22592/19/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
pada 10 Juni 2017.
J.
LAMPIRAN
Gambar 1
|
Gambar 2
|
Gambar 3
|
Gambar 4
|
Gambar 5
|
Gambar 6
|
Gambar 7
|
Gambar 8
|
Gambar 9
|
Gambar 10
|
Gambar 11
|
Gambar 12
|
Gambar 13
|
Gambar 14
|
Gambar 15
|
Gambar 16
|
Gambar 17
|
Gambar 18
|
Gambar 19
|
Gambar 20
|
Gambar 21
|
Gambar 22
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar