Haiii reader! ini tulisan keduaku di blog ini, kali ini aku ingin berbagi cerita pengalaman
luar biasaku bertemu dengan Kakak-kakak dan Abang-abang dari seluruh Indonesia,
di kegiatan Anti-Corruption Youth Camp 2016 yang di selenggarakan oleh KPK di
Sabang, Aceh.
Awalnya ada
senior yang mengajakku membuat esai untuk mengikuti seleksi itu, aku pikir
lomba. Ternyata seleksi untuk menjadi peserta Anti-Corruption Youth Camp 2016 di Sabang, jujur
awalnya aku sedikit minder karena pasti saingannya hebat-hebat, dilihat dari
pesertanya dari seluruh Indonesia dan kuotanya pun hanya 40 orang dari jalur
seleksi. Berkat dorongan dari senior dan teman sekelasku akupun memberanikan
diri. Aku sedikit pesimis tak lolos, karena aku masih belajar membuat esai.
Waktu
pengumumanpun tiba, hari pengumuman senior memberitahuku katanya cek email.
Temanku yang satu mencek email dia tidak lolos, aku sudah pasrah temanku tak
lolos kemungkinan aku pun sama, akhirnya aku memberanikan cek email dengan
perasaan pasrah, ku cek email dan alhamdulillah ada email masuk dari
Anti-Corruption Youth Camp2016 bahwa aku dinyatakan lolos seleksi menjadi
peserta ACYC 2016 di Sabang Aceh, luar biasa senangnya aku membacanya hingga
tanganku bergetar, masyaallah. Tak terbayang aku akan ke ujung barat Indonesia,
tempat yang selalu aku nyanyikan sewaktu kecil “dari Sabang sampai Merauke
berjajar pulau-pulau...”
Intrupsi di
dalam email itu agar aku segera menghubungi Pak Budi ketua pelaksananya, akupun
menghubunginya untuk mengkonfirmasi. Masih ada 1 minggu untuk berangkat, di
waktu seminggu itu aku dilema luar biasa, bukan dilema perasaan yaaah^^ tapi
dilema kegiatannya itu 15 hari mulai berangkat sampai pulang. Aku merasa
sedikit berat selama 15 hari aku menginggalkan perkuliahan huhu... karena
sebelumnya aku memang tak pernah meninggalkan perkuliahan bahkan seharipun, dan
nanti aku harus meninggalkan perkuliahan
selama 15 hari. Apalagi di minggu-minggu kegiatan aku di Sabang itu minggu UTS.
Akupun sharing kebingungan dan
kegalauanku kepada senior dan temanku satu lagi yang juga lolos seleksi, mereka terus meyakinkanku dan
mengarahkanku untuk meminta surat dispensasi ke panitia ACYC, lalu aku minta ke
Pak Budi dan dikirimlah surat. Aku langsung ke jurusan meminta izin, Alhamdulillah
jurusan sangat mendukung kegiatanku di Sabang nanti. Namun katanya aku harus izin
langsung ke dosen mata kuliah masing-masing karena setiap dosen berbeda
kebijakannya. Hari selanjutnya aku menemui dosen, setiap selesai perkuliahan
aku meminta baik-baik kepada dosen terkait. Dan alhamdulillah hampir semua
dosen mengijinkan, dosen semester 5 ini memang luar biasa baiknya.
Hari pemberangkatanpun
tiba.. aku dan kelima perwakilan dari Banten berangkat malam minggu dari Serang
dan jadwal penerbangan pukul 5 pagi, jadilah kita luntang-lantung di bandara,
waktu itu bandara sepi. Sambil menghabiskan waktu kami berkeliling menjelajahi
setiap sudut bandara, yah walaupun tak semua sudut hehe. Akhirnya kami lelah
dan berhentilah di kafe yang sedikit orangnya, mereka sedang minum kopi dan merokok.
Kami duduk di dekat colokan sambil mengisi baterai hp. Biasalah, orang zaman
sekarang ketergantungan dengan hp termasuk aku hehe.
Waktu
sudah menunjukkan Pukul 12 malam, kata seniorku waktunya dipakai untuk beristirahat,
tapi jujur aku tidak bisa tidur, berhubung barang-barang yang disampingku tak
ada yang jaga dan aku pun sebenarnya agak sedikit gerogi dan tak sabar
bagaimana rasanya naik pesawat (norak yah! Gapapa deh, memang itu yang aku
rasakan) kita harus jujur dengan perasaan kita ya gak? Temankupun sama dia
grogi sekaligus senang dan tak sabar, lalu ia membaca buku, akupun mengikuti
caranya semoga saja berhasil. Namun tak lama rasanya bosan, dan aku pun
mengganggu temanku aku hanya ingin mengobrol. Kami pun akhirnya mengobrol.
Tibalah pukul 4 kita check in. Kami
langsung menuju pesawat, pesawat yang kami naiki yaitu lion air. Wuuuus... kami
terbang dari bandara Soeta menuju Sabang aceh.
aku dan kelima perwakilan dari Banten sebelum naik ke pesawat
Sebelum
sampai sabang kami harus transit dulu di Kualanamu Medan, aku turun membawa
koper, tas gendong, dan tas selempang, jujur berat banget barang bawaanku
padahal isinya hanya baju, laptop, dan barang-barang keperluan 2 minggu nanti di Sabang. Kami
pindah pesawat, dan terbang lagi wuuus.. menuju Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh.
Kami sampai di Aceh sekitar pukul 11.00 WIB aku lupa pastinya pukul berapa,
yang pasti saat kami datang di Aceh
waktu itu hujan dan sedikit mendung.
Bandara Sultan Iskandar Muda
Kami
di bandara Aceh bertemu dengan teman-teman dari Jakarta, Medan, Bandung. Kami di
sambut oleh panitia dari DTI menunggu bus untuk ke SAKA (Sekolah Anti Korupsi
Aceh) sebelum kami ke Sabang kami ke SAKA dulu menjemput teman-teman yang ada
di SAKA, mereka peserta yang datang dari hari sabtu ada yang dari Gorontalo,
Riau, Bali, dll. Kemudian kami langsung ke pelabuhan Ulee Lheue untuk menyeberang
ke Sabang. Kami ke Sabang menggunakan perahu cepat pukul 16.00 WIB. Ini
perjalananku yang paling panjang dan paling menyenangkan menurutku, aku sangat exited, setiap perjalanan kunikmati. Biasanya
kalo kemana-mana aku hanya menggunakan kereta api, bus, ataupun angkot. ini
pertama kalinya aku naek kapal laut.
Di perahu aku
duduk di dekat jendela, karena hujan gerimis kacanya sedikit buram tapi aku
masih bisa melihat pemandangan di luar sana, pemandangannya luar biasa
indahnya, kereeen, ujung indonesia keren banget! Lautnya yang luas dan di
sampingnya banyak pulau-pulau yang masih hijau.
Pemandangan di luar jendela perahu cepat
Sampailah kami
di pelabuhan Sabang. Kami langsung naik bus menuju Resort tempat kami tinggal
selama 15 hari nanti. Dalam bayanganku dulu sebelum berangkat, akses menuju Resortnya agak sedikit jelek. Ternyata eh ternyata, jalannya mulus lus luuus.
Hujan sudah reda, bus melaju dengan pelan-pelan namun pasti, jalannya sih mulus
tapiii berbelok-belok, serem! Aku yang duduk di depan, samping pak supirnya
berdecak kagum kepada pak supir yang sangat lihai membawa mobil bus. Belokan tajam
sampai belokan yang berbentuk leter U sampai menanjak pun dilalui dengan mulus.
Oh iya, selama bus melaju aku bisa meilhat lautan dan pulau-pulau kecil di
bawah sana, Subhanallah, sangat indah.
Kami menuju
Resort Gapang yang ada di pulau Weh Sabang. Setelah melalui berbagai kelokan
yang membuat adrenalinku terpacu, maka bus pun berbelok di suatu gerbang yang
terbuat dari bambu dan kayu yang unik dengan aksiterkur yang unik, di
samping-sampingnya banyak sepanduk yang berjejer bergambar pulau Sabang yang menjadi logo kegiatan Anti-Corruption
Youth Camp 2016.
Yey!
Setelah perjalanan yang panjang hampir seharian. Sampailah kami di Resort
Gapang. kami langsung di pandu oleh panitia untuk ke Resepsionis dulu melihat
kamar dan Kelompok. aku masuk kelompok terakhir yaitu kelompok 4 dan
mendapatkan kamar 105. Aku pikir kamarnya bakal sebelah-sebelahan ternyata kamarnya
lumayan jauh, aku harus sedikit menanjak. Jadi setiap aku mau ke kamar aku
harus jalan dan menanjak, banyak batu-batu di sampingnya dan juga di resort ini
sangat asri, kamarnyapun terbuat dari papan bernuansa tradisional namun tetap
terlihat modern.
Malamnya
setelah kami bersih-bersih dan beres-beres kami turun menuju Aula untuk makan,
bareng teman-teman baruku dan sekaligus kakak-kakak baruku, karena mereka
ternyata lebih tua dari aku. Kak Uci, Kak Cut, kak Uye. Setiap kamar diisi oleh
4 orang, tetangga sebelah kami yang kebetulan sekelompok yaitu Kak Gita, Kak
Evi, si Gorontalo Selly, dan Yana.
Setelah makan
kami berkumpul perkelompok untuk saling mengenal, memberi nama kelompok, dan memilih
ketua kelompok. kelompok kami akhirnya diberi nama “Katak Idiot” sempat ada
perdebatan menggunakan nama itu, karena nama merupakan doa dan cerminan bagi
penggunanya, namun dibalik nama “Katak Idiot” ini ada artinya, yaitu (Katakan
Tidak Pada Korupsi dan idiotnya merupakan singkatan dari Integritas, Disiplin,
Inisiatif, Objektif, dan Transparan)
Mari kuperkenalkan
anggota kelompok 4, yang pertama dari ketua
dulu. Ketua kelompok kami yaitu Bang Andi perwakilan dari Yogyakarta, ketua yang
kata kakak-kakakku sulit dimengerti dan selalu berubah-ubah (tapi bukan bunglonkan bang?) hehe becanda bang, tapi Abang ini ketua yang luar biasa kok, selalu
mengispirasi anak-anak Negeri.
Bang
Andi sedang mempresentasikan program yang akan dilaksanakan di Desa Jaboi
Bang Rafsan perwakilan
dari Jakarta, Ia mendapatkan gelar peserta terkalem selama kegiatan. Yaaa walaupun
penampilannya kalem, tapi justru penampilan itu yang sering membuat anak-anak
kelompok terlibat sengketa seperti kak Uci dan kak Cut. Saat dipanggil sebagai peserta
tekalem anggota kelompok 4 merasa tak terima dengan gelar itu hehe. Abis bang Rafsan
kalem-kalem menghanyutkan haha.
Bang
Rafsan menuju wisata Gunung Vulkano di Desa Jaboi
Bang Baehaqi
yang biasa dipanggil Bang Boy, ia sama denganku perwakilan dari Banten. Bang Boy
ini penggiat sastra, seorang yang gentle
jika mendekati seorang wanita. Bang boy ini mendapatkan gelar sebagai peserta
terkece lhoo.
Bang
Boy lagi mencat Pos Kamling di Desa Jaboi
Bang Nanda
dari Medan yang kalo lagi dengerin materi terus ada salah satu anggota kelompok mengobrol dan berisik dia langsung bilang “ssst jangan berisik!” aku salah satu orang
yang kena marahnya. Selain itu juga abang Nanda ini suka banget menimbulkan
gosip diantara anggota kelompok. (abang kayaknya cocok deh bang jadi presenter
gosip) damai bang hehe.
Foto Bang Nanda di depan rumah Ayah di Desa Jaboi
Bang Herman
dari Medan, abang Herman ini abang yang luar biasa, dia pekerja keras, terlihat
sewaktu kita live in di desa Jaboi, apapun dikerjakan, mulai dari mencat papan
nilai anti korupsi, mencat tembok Paud, bikin keripik mangrove sampai larut
malam. Abang herman is the best lah!
Bang
Herman yang sedang beragumen tentang program di Desa Jaboi
Bang Taufik
dari Riau, abang Taufik yang aktif dan khas dengan kaca matanya, abang taufik
yang rajin dan selalu sabar kalo menghadapi kak Uci, abang Taufik yang selalu
mengejar-ngejar anak Ayah di Jaboi, semoga berjodoh deh bang! Inget kata Selly “kalo
jodoh tak kemana” haha
Ini
Bang Taufik lagi apa yah
Bang Munir
tuan rumah dari Sabang yang pertama kali aku mendengar namanya aku langsung teringat
dengan kasus matinya aktivis HAM Munir.
Bang Munir menuju wisata Gunung Vulkano Desa Jaboi
Bang Muhib lagi apa yah ini
Kakak-kakak
aku yaitu Kak Gita dari Medan yang selalu ekspresif, yang kemana-mana bawa
minyak angin, kakak yang meluk aku pas aku gak tahan pengen nangis pas
ninggalin rumah ayah dan mamak di Jaboi. Entah kenapa rasanya sedih aja gitu pas Bus kami melaju meninggalkan rumah Ayah dan Mamak, meski hanya 3 hari di Jaboi, Ayah dan Mamak sudah seperti orang tuaku, Mamak di Jaboi mengingatkanku dengan Mamaku. duh, we miss you Ayah Mamak.
Liatkan!
Kak Gita lagi cuci tangan aja ekspresif banget
Kak Evi dari
Bireun Aceh, kalo kata ka Taufik kak Evi keibuan, kak Evi yang selalu ngingetin aku makan dan ngajak aku makan.
Kak Cut dari
Aceh yang baik, mau menumpangkan mobil dan rumahnya seharian buat kelompok
katak.

Kak Cut yang berpose di antara dahan-dahan pohon dan putihnya kawah
Kak Cut yang berpose di antara dahan-dahan pohon dan putihnya kawah
Kak Uci yang
emosinya luar biasa, yang kadang tak terkendalikan, selalu sharing apapun itu,
terutama pacar, dan telah mengajarkan aku tentang sengketa selama dua minggu,
sengketa perasaan dengan kak Cut dan Bang Rafsan haha.
Kak
Uci menuju pantai untuk Syuting Video Anak Desa
Kak Uye dari
Medan yang pinter mendongeng, selalu merasa cantik kalo deket anak-anak, selalu rajin ngingetin angota kelompok 4 untuk bangun dan ke Aula tepat waktu.
Kak
Uye sedang memimpin gerakan senam
Yana adikku
dari NTT yang selalu setia mengambil foto-foto kegiatan kelompok, Yana yang
suka kopi, bagi dia kopi its everything,
tetap mangat yah Yanakuu! Jangan lupa minum air mineral yang banyak yaa.
Yana
sedang berpose di tepi pantai Gapang
Dan yang
terakhir ialah Selly yang sulit dimengerti. Dia perwakilan dari Gorontalo tapi
nanti bilang dari Manado, besoknya nanti dia bilang dia dari Bitung,
bingungkan? Si Chey ini kalo ngomong gak pernah selesai, dikit-dikit ketawa, tak
ada yang lucupun dia ketawa. Cita-citanya menjadi hakim, dan kalo dia sudah
menjadi hakim, Ia menyusruhku membuat kasus untuknya. Hahaha lucu kau chey.
Selly
dari Gorontalo yang kadang bijak tapi kocak
Ke esokan
harinya, hari pertama kami berkegiatan di Resort Gapang, kami berkumpul
menggunakan baju, tas, jaket dan atribut lain seperti name tag kagiatan ACYC
2016. Setiap kelompok berbeda warnanya, kelompok kami kebetulan mendapatkan
warna ungu tua. Ini dia!
Kebersamaan
kami di Aula Resort Gapang sebelum Gladi pembukaan
Di hari
pertama kami berkumpul di Aula untuk gladi pembukaan acara ACYC 2016 yang nanti di hadiri oleh pejabat-pejabat dari
Sabang dan Aceh, Mulai dari Wali kota, Gubernur dan perwakilan dari KPK. Pada
saat gladi ada sesi simbolis penyematan yang akan di lakukan oleh orang-orang
penting yang telah disebutkan di atas. Maka setiap daerah akan maju, maka aku
dari Banten langsung mengajukan diri (kapan lagi aku bisa bersanding langsung
dengan orang-orang penting. Belum tentukan ada kesempatan kedua).


Ini
dia prosesi penyematan name tag kepada
peserta Anti-Corruption Youth Camp 2016
Oke sekian
dulu catatan pengalamanku di kegiatan Anti-Corruption Youth Camp 2016 Sabang
Aceh, akan ada cerita selanjutnya. Jangan bosan untuk membaca yaaa. see you next time guys!